BEST FRIEND, BOY FRIEND, NEVER
THE END
Langit senja, di jembatan itu aku duduk
dengan sahabatku. Aku menggunakan sebaik-baiknya sisa waktu ku di kota Serang
sebelum nanti malam akan pindah ke kota Pandeglang.
“Dha, kita bisa ketemu lagi nggak yah?”
“Bisa kok, fin. Jangan lupa kasih kabar gua
yah?”
“Iya,”
Idha Apriani, sahabatku. Sempat aku bersedih
karena akan meninggalkan sahabat terbaikku. Ia yang selalu memberiku semangat
di sekolah, tempat berbagi cerita, sedih senang kami lakukan bersama, kadang
pertengkaran juga melengkapinya.
Matahari sudah menunjukkan kalau dirinya akan
beristirahat, giliran bulan yang menerangi lagit. Idha juga mohon pamit untuk
segera pulang. Aku sempat menitikkan air mata. Namun, Idha memang berbeda
dengan temanku yang lain. Lagi-lagi ia memberiku semangat.
“Jelek lu kalo nangis, ntar juga lo ketemu
banyak temen. Tapi tetep, jangan lupain gua loh.”
“Iyah, gue nggak bakal lupain lo, semua
kebaikan lo, nggak akan.”
Kami saling mengucapkan salam perpisahan dan
memberi hadiah kenang-kenangan, Idha segera berlari pulang karena memang rumah
kami berbeda komplek. Dan tempat tinggal Idha memang lumayan jauh dari tempat
tinggalku. Teringat dimana aku selalu mampir ke rumahnya hanya untuk meminta 1
sampai 3 buah apel. Itu pun kalau ada dirumahnya, jika tidak ada kadang aku
langsung pulang atau mampir tapi hanya sebentar.
LDR
Namaku
Fina Septiani, tadi adalah sepenggal cerita masa Sekolah Dasar (SD) ku dulu
dengan sahabatku. Namanya Idha Apriani, kini usia kami sudah terpaut 17 tahun.
Sama-sama duduk di bangku kelas 3 SMA yang sebentar lagi akan Lulus dari
sekolah. aku akan menceritakan kisah kami yang sekarang. Ya, di usia kami
inilah banyak cerita yang kami alami. Baik di sekolah atau diluar sekolah.
Terlebih cerita tentang pasangan atau yang sering disebut….. PACAR.
Cerita ini tentang sahabatku yang sekarang
Long Distance Relationship alias LDR. Nama pacarnya Idha adalah Dicky Tyo,
namun ia sapa Dito. Orangnya memang tampan. Hubungan jarak jauh dan bisa di
bilang cukup aneh. Mereka bisa kenal awalnya dari jejaring sosial Facebook,
saling berkomentar status dan akhirnya Dito meminta nomor ponsel Idha. Sudah
dapat nomor handphone, pasti langsung telfonan dan smsan. Hmmmm, remaja masa
kini.
Tak berselang lama dari kejadian itu, suatu
malam Idha di telfon oleh Dito. Saat itu Idha sedang mengerjakan tugas.
Sahabatku yang satu ini memang anak yang cerdas. Beberapa kali mengikuti
Olimpiade Siswa Nasional atau OSN di bidang Fisika dan memenangkannya, tak
hayal juga aku di buat semangat olehnya.
“Hay, kamu lagi apa?”
Dito berbicara sampai gugup.
“Hmm, lagi ada tugas nih. Ada apa?”
Dito terdiam saat Idha menanyakan hal itu.
Padahal Idha sendiri senang bisa di telfon Dito. Dasar perempuan…
Maksud Dito menelfon Idha sendiri hanya untuk
mengutarakan isi hatinya pada Idha. Idha sendiri tidak konsentrasi pada
tugasnya yang di kerjakan. Ia hanya menyoret-nyoret kertas yang harusnya berisi
coretan angka, tetapi isi pada kertas itu adalah coretan-coretan abstrak
seperti benang kusut.
“Kamu mau bicara apa tyo?”
“Hmmm, nggak jadi deh.”
“Yah? Kok gitu malah nggak jadi?”
“Yaaaaa, aku takut kamu nggak suka aja.”
“Nggak suka apa maksudnya? Maksudnya apa sih
aku nggak ngerti?”
Tuuuuttt…. Tutttt…. Tutttt…
Ditto menutup telfonnya. Idha sempat kecewa
pada Dito saat ia menutup telfonnya. Padahal Idha masih ingin berbicara di
telfon dengan Dito. Akhirnya ia lanjut mengerjakan tugas Fisika. Tapi tak lama
kemudian Dito menelfon lagi. tadi dia beralasan telfonnya mati karena ia tak
sengaja menekan tombolnya. Akhirnya mereka lanjut mengobrol di telfon, tapi
lagi-lagi Idha tidak konsentrasi pada tugasnya. Biasanya ia selesai mengerjakan
tugas jam 10 malam, ini malah selesai jam 12 malam.
“Hmmm, dha. Sebenernya ada yang mau aku
omongin sama kamu. Tapi kamu nggak marah kan kalo aku ngomong ini?”
“Ya kamu mau ngomong apa tyo? Ngomong aja.
Lagian aku marah? marah kenapa coba?”
Tanpa berfikir panjang, Dito mengucapkan pada
Idha kalau ia menyukai Idha dan ingin Idha menjadi pacarnya. Idha merasa kaget
dan senang juga. Rasanya seperti laju reaksi pada kembang api yang
meledak-ledak di langit dan menghasilkan warna-warna yang indah. Hmmmm, teori
pada mata pelajaran Kimia.
“Gimana, dha? Aku mau jawaban kamu.”
“Hmmmm gimana yah? Aku bingung nih?”
“Yah, kok bingung?”
“Ya apa kamu serius?”
“Ya aku serius dong. Masa aku bohong bilangin
ini?”
Ucap Dito yang meyakinkan Idha.
“Hmmmm, gitu.”
“Iyah, jadi gimana?”
****
Sudah lama aku tidak mendengar kabar dari
Idha, namun akhir-akhir ini aku selalu melihat status-status Idha yang melewati
beranda Facebook ku. entah itu yang biasa-biasa saja, yang lebay sampai yang mengamuk
juga ada. Ada yang berubah dari Idha, kadang juga kalau aku sekedar iseng
mengomentari statusnya, dia kadang jadi mudah marah. Tidak hanya aku, senior di
sekolahnya juga yang mengomentar statusnya malah ia balas jutek. Ini bukan Idha
yang aku kenal, biasanya kalau ada yang
mengomentar ia hanya balas dengan candaan dan nggak jutek juga. Hmmmm, ada apa
dengan Idha?
Sejak saat itu, aku tidak pernah menghubungi
Idha lagi. karena takut aku mengganggu kehidupannya. Namun aku sahabatnya dan
aku ingin membantu meskipun sekarang jarak kami jauh. Tapi aku ingin membantunya,
bagaimanapun juga Idha adalah mood boster ku selama ini, Akhirnya setelah lama
aku tidak mengenal kabar darinya, aku yang memulai mengirim inbox padanya dan
Idha membalas, tapi syukurnya dia nggak jutek. Aku kira dia balasnya jutek,
ternyata nggak. Alhamdulillah … aku juga sekalian meminta nomor handphone nya.
Karena yang dulu sudah tidak aktif katanya. Komunikasi kami berjalan dengan
baik sekarang. Ia juga menceritakan hubungannya bersama Dito padaku.
KILAS BALIK, KABAR ANGIN DAN KABAR LAINNYA
Tak hanya bercerita tentang Dito. Sesekali
kami juga bercerita tentang masa-masa SD dulu, flashback tentang kami rasanya
pahit. Sesekali juga aku menanyakan kabar teman-teman lain. Namun anehnya, mereka yang 1 komplek
dengan Idha tidak tahu bagaimana kabarnya sekarang. Kilas balik tentang
teman-teman waktu sd. teringat saat menjelang kepindahan ku ke kota Pandeglang,
kelas 5 sd, tepatnya kelas 5 b. wali kelas kami yang bernama ibu Wawat.
Orangnya cantik, baik dan cukup tegas. Terlebih jika siswa atau siswinya yang
tidak mengerjakan tugas, pasti langsung di suruh berdiri di depan kelas. Jujur,
aku terkadang menjadi langganan untuk berdiri di depan kelas karena tidak
mengerjakan tugas yang di berikan. Sempat sesekali aku menangis saat tidak bisa
menjawab pertanyaan darinya. Tapi semua itu aku tepis karena ada Idha yang
selalu mengajariku saat aku mengalami kesulitan dalam belajar. Ia juga yang
senang mendengarkan semua ceritaku. Setiap jam istirahat kadang aku yang selalu
menemaninya makan. Kadang aku juga di temaninya makan bersama.
Teringat saat sd dulu kelas kami kedatangan
teman baru. Namanya Billy Rakasiwi.
Anaknya memang pintar dan satu lagi keunggulan darinya sampai beberapa
siswi di kelas salting saat di dekatnya ialah, secara fisik ia bisa di katakan
lumayan tampan bila tidak bisa disebut jelek atau standar. Ia dan beberapa
temanku pernah mengikuti salah satu olimpiade di bidang akademik. Kelompok
belajar? Aku pernah 1 kelompok dengannya. 6 orang, Billy Rakasiwi, Gilang
Setiawan, Fina Septiani, Ina Setiani, Hani Fadillah dan Putri Rada Ambarwati. Tidak
efektif, karena saat kami kesulitan mengerjakan tugas kelompok bukannya
memecahkan masalah dalam tugas malahan kami selalu makan, makan dan makan.
Bagaimana dengan tugas? Kami menunggu ibunya Billy membantu kami mengerjakan
tugas yang kami anggap sulit. Namun saat presentasi dimulai, kami menunjukkan
kekompakan kami meskipun saat pengerjaan kami kadang kala selalu bertengkar.
Sebelumnya Fina mau nanya. Masa puber seorang
anak itu kapan sih? Masa masih sd sudah berbicara tentang CINTA???
Setelah kepindahan ku ke Pandeglang, aku
sempat ada komunikasi dengan Billy lewat telfon.
“Fin, lu nggak tau sih waktu kelas 6 sd dulu
gua kaya gimana di kelas.”
“Lah, emang gimana?”
“Hahaha, pengen ketawa juga sih gua kalo
inget-inget ini.”
“Iya emang kenapa, emang lo kenapa waktu kls
6 dulu? Kan gue udah pindah jadi nggak tau.”
“Lo
inget winda, Mada, sama Tanfika?”
“Iyah
masih inget. Kenapa?”
“Gue
di perebutin sama mereka bertiga.”
Ingat-ingat lagi waktu Billy pertama pindah
ke sd Tegal Kembang. Salah satu temanku juga ada yang suka sama dia. Namanya Aziza
Ayu Lestari. Billy kalau ingat-ingat ini ketawa lagi nggak yah? Hahaha… dan
nggak di sangka juga kalau Winda, Mada dan Tanfika juga pernah suka sama Billy.
Dan dia bilang kalau mereka itu sempat bertengkar hebat hanya karena sama-sama
suka Billy. Hmmmm, perasaan Billy saat di perebutkan oleh 4 anak perempuan
gimana yah? Biarkan.
Kabar angin. Ada salah satu teman kami
namanya Marina, sampai saat ini aku ingin tahu bagaimana kabarnya. Kabar lain yang aku
terima tentang Marina adalah katanya ia mengidap Tumor, ada yang bilang lagi
kalau ia mengidap Kanker otak. Mengerikan. Sempat tidak percaya orang sebaik
dan sesabar Marina bisa mengidap penyakit ganas seperti itu. Tapi namanya juga
kabar angin, aku tidak tahu pastinya. Yang penting aku berdoa semoga semua
teman-temanku kabarnya sehat wal’afiat. Amin…
Kabar teman selain Marina yang aku dapat
ialah. Hani Fadillah. Salah satu temanku yang harus pindah ke Jawa karena
ibunya yang terserang tumor otak. Dengan alasan lain makanya ia dengan ayah dan
adiknya harus pindah ke Jawa. Pantas saja waktu aku berkunjung ke rumah bibi
dimana aku dan Dilla 1 komplek, aku melewati rumahnya tampak sepi. Pernah
sekali mencoba ke rumahnya dan tetangganya bilang kalau ia sudah pindah sejak lama.
Kabar lainnya ialah, 2 teman ku yang saat
sekolah mengambil jurusan Akselerasi ialah Rizki Eka Putri dan Aziza Ayu
Lestari. Bersekolah di 1 sekolah yang sama. Dan sekarang keduanya sudah kuliah
di perguruan tinggi. Sisi positif yang bisa aku ambil dari mereka adalah terus
smeangat belajar dan jangan pernah menyerah.
Tadi adalah sepenggal ceritaku terhadap
teman-temanku yang lain saat sekolah. kebaikan mereka tidak akan pernah aku
lupa. Terlebih kami semua sekarang sudah beranjak dewasa, masa depan makin
nampak di depan. Terlebih UN yang makin dekat. Harapanku semoga aku dan semua
sahabat-sahabatku lulus dengan nilai yang memuaskan, serta lulus SNMPTN dan
SBMPTN untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. AMIIIIINNNNN J
****
IDHAAA… OHH IDHAA…
Ujian Nasional sudah lewat, tinggal menunggu
hasilnya saja. Semoga di tanggal 20 Mei 2014, aku dan teman-teman termasuk
sahabat terbaikku Idha, LULUS. Amiin ya rabb J
Tetapi dibalik semua harapan itu, aku masih merasa
sedih akan keadaan idha sekarang. Tyo. Iyah, cowok satu ini. kenapa dia
menghilang begitu saja? Nggak ada kabar sama sekali, melanjutkan ke sekolah
pelayaran. Tyo adalah pria yang sangat dirindukan idha, ia mungkin berharap tyo
bisa menjadi kapten yang berlayar di lautan dan menjadi kapten di masa
depannya. Sedih memang, tapi mau bagaimana lagi.
“Idha, lo itu punya cita-cita mulia,
cita-cita baik, lo itu salah satu dari sekian banyak cewek yang gue kenal. Lo
itu moodbooster gue. Lo nggak boleh sedih, air mata yang menetes di pipi lo itu
terlalu berharga. Nggak sepantasnya lo nangis atau sedih hanya karena Tyo.”
Rasanya ingin menjerit, ingin memeluk idha
erat-erat. Nggak mau sahabat gue yang satu ini nangis cuma gara-gara cowok kayak
gitu. Idha nggak pantes nangis, dia juga berhak bahagia. Idha memang banyak
cerita, terlebih ada seseorang yang tidak menyukainya. Dimulai dari dia nggak
suka idha punya hubungan dengan tyo, idha pintar di kelas, dan masih banyak
hal lainnya.
Semenjak ada kabar dari Idha dan sering
berhubugan lewat sosmed, banyak hal yang aku pelajari dari idha. Arti
persahabatan, semangat belajar, dan masih banyak hal lain yang aku dapat darinya.
****
NOW…
Akhirnya,
sampai juga ke gerbang masa depan. Aku dan Idha sekarang melanjutkan pendidikan
di masing-masing Universitas yang berbeda. Aku di Universitas Esa Unggul,
Jakarta. Fakultas Ekonomi, jurusan Manajemen. Idha di Poltekkes Kemenkes
Surakarta, Solo. Fakultas Fisioterapi. Soal cinta-cintaan itu, sudah jangan di
bahas. Malah, sudah sibuk dengan kampus sekarang. Hahahha…
Itu
sekilas tentang persahabatan ku dan Idha. Semoga kedepannya, persahabatan kami
tidak akan putus, cita-cita kami terwujud, dan.. bisa mendapatkan pelabuhan
hati yang pantas Aminn….
Komentar
Posting Komentar