Langsung ke konten utama

Unggulan

REVIEW BUKU "GILBERT CHOCKY: DAVE GROHL"

Gue memutuskan untuk membeli buku ini saat kegiatan Banten Bookfair 2023 berlangsung di gedung Perpustakaan Daerah Banten pada 18 Mei 2023 silam. Kegiatan yang mempertemukan gue kembali dengan sobat karib bernama Gebrina Sephira, atau biasa dipanggil Gegeb, merupakan suatu keberuntungan. Merasa beruntung karena sudah cukup lama tidak bersua sambil membahas buku-buku yang sedang trending, maupun membahas buku-buku lama namun masih layak untuk dibaca. Terlebih di acara tersebut, gue bisa langsung bertatap muka dengan salah satu penulis kondang yang bukunya menjadi best-seller di tahun 2019. Henry Manampiring, penulis buku bertema filsafat berjudul Filosofi Teras. Tapi kali ini gue belum mau bahas Filosofi Teras. Gue bakal bahas buku yang mana sosok didalamnya cukup menyita perhatian setelah beliau meng-cover lagu milik Lisa Loeb berjudul Stay pada tahun 2021 di kanal YouTube Foo Fighters. gambar: pribadi A.      TENTANG BUKU Buku ini ditulis oleh Gilbert Chocky, ri...

SEBUAH PERTEMUAN



Banyak yang datang dan pergi dari garis kehidupan. Semakin berkurang usia, semakin kita membutuhkan ketenangan. Teman adalah sosok di dunia yang diharapkan bisa menemani disaat kita tidak mampu lagi membendung air di pelupuk mata, atau merayakan kemenangan bersama segelas minuman sambil tertawa dan bercerita akan proses mencapai keberhasilan.


Oh iya, sudah berapa lama aku tidak menulis di Blog? Satu, dua, tiga bulan, atau lebih? Rasa malas untuk menulis kembali menyeruak saat ini. Aku hanya perlu keluar dari zona nyaman!


Ilustrasi: Pribadi


Senin, 29 Juli 2019
Tepat di hari yang banyak orang menyebutnya sebagai ‘Monday is Monday’, untuk pertama kalinya aku bertemu dengan kawan media sosial. Kami saling kenal kurang dari 3 bulan. Bersyukur juga karena akhirnya bisa bertemu. Tidak hanya ngobrol soal aliran musik, saling like postingan, atau menanggapi insta – story. Perkenalan kami berawal dari temanku juga. Kalau bukan berkat a Ozos atau a Mukhlis, nampaknya networking tidak akan sampai seluas ini.


Namanya Gebrina Sephira. Biasa dipanggil Gegeb, hobi membaca buku, menggambar, dan asyik diajak mengobrol. Kami janjian di Perpustakaan Daerah Pandeglang sehabis dzuhur, sekadar untuk membaca buku bersama, atau diskusi soal musik.


Menulis di perpusda memang nyaman. Meskipun masih banyak yang kurang dari tempatnya, tapi aku rasa cukup membuat nyaman untuk membaca buku atau sekadar ingin menulis. Sosoknya yang mungil, berhijab, dan berkacamata menghampiriku sambil melambaikan tangan.


“Akhirnya ketemu juga, Geb!”

Ujarku sambil memamerkan gigi dan terus bersalaman dengannya. Aku sempat berpikir kalau ‘dia ngira gue aneh enggak, ya?’ dan semoga saja tidak.

Kami mulai membaca buku. Gegeb dengan buku berjudul Multatuli, aku yakin kalian yang pernah membacanya tidak asing dengan sampul bukunya yang berwarna kuning cerah, dan aku dengan buku Arah Langkah. Aku juga yakin dengan kalian yang sudah membaca buku ini tidak asing dengan kata-kata di sampul bukunya.

Sejauh apa pun jalan yang kita tempuh, tujuan akhir selalu rumah.
_Fiersa Besari


Tidak lama kami di perpusda, hanya dua jam. Terlebih denganku yang  sehabis berkunjung kesana harus segera melanjutkan perjalanan ke kota Serang.


“Gak bisa pinjam buku, deh. Hehehe.” Ujarku sambil membolak-balikkan buku. Dikarenakan aku yang terlambat mengembalikan buku, tidak diperbolehkan meminjam buku selama satu minggu. Hitung-hitung sebagai sanksi dari pihak Perpusda.

“Pakai kartu Gegeb aja dulu,”

Aku mengerutkan kening sambil berkata “Serius?”

Gegeb pun mengangguk.


Sangat merasa tidak enak awalnya. Hahaha. Meskipun masih ada waktu satu minggu untuk meminjam kembali, perasaan sialan bernama munafik bergejolak dalam benak. Bohong jika aku menolak tawaran baiknya, karena memang aku butuh membaca buku itu! Hay Geb, jika kau membaca tulisan ini, terserah kau apakah ingin tertawa, begidik geli, atau tidak suka. Maaf, Geb. Hehhe!


Aku sempat mengikrarkan pertemuanku dengannya sebagai salah satu tanda kesuksesan, karena berhasil berjumpa dengan teman dari media sosial. Tidak hanya Gegeb, namun teman-temanku dari media sosial yang lain juga. Namun akan berbeda ceritanya jika pertemananku berawal dari forum organisasi, atau setelah melakukan pendakian kemudian mengetahui nama akun media sosialnya. Baik itu mengenal teman dari medsos atau secara langsung terlebih dulu, bagiku keduanya sama-sama memiliki cerita dan keseruannya tersendiri. Aku menyukuri itu, dan ceritaku di usia kepala dua semakin seru.


Terimakasih semesta!

Komentar

Postingan Populer