Huf.....
Biarkan raga ini menghela napas sejenak.
Capek,
Banget,
Asli,
Gak bohong!
Hay, Nus. Apa kabar?
Maaf ya. Telat 30 menit jemari ini untuk kembali menari seperti biasanya. Banyak yang berubah, Nus. Akhir-akhir ini semuanya murung. Wajah tertutup, hanya mata yang bisa menunjukkan palsu atau tidaknya emosi diri. Setiap detik, menit, hembusan napas rasanya terdengar tidak ikhlas untuk menjalani kegiatan seperti biasa.
SABTU, 040420
Tidak jauh dari halte bus Cempaka Tengah, ada kerumunan orang disebelah kiri. 2 petugas mengenakan APD dan seorang pria separuh baya terbaring diatas ranjang. Amat disayangkan gagal mengabadikannya. Bukan untuk konten, tapi nantinya menjadi rekam jejak bahwa aku juga pernah memasuki masa krisis. Begitu banyak korban berjatuhan. Dari satu orang, dua, tiga, puluhan, ratusan, bahkan jutaan tumbang.
Banyak kebijakan baru, regulasi, dan tetek bengek yang membuatku muak!!
SENIN, 050420
Pulang kerja, naik ojol.
Ngobrol basa-basi dengan driver terkait Covid 19. Oh man!! Masih banyak orang baik ternyata. Mendoakan satu sama lain agar tetap baik-baik saja.
"Sehat-sehat yah, kak."
SELASA, 060420
Dapat informasi akan ada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang akan dimulai pada hari Jumat, 10 April 2020. Segala kebijakan mulai dikerahkan. Baik dari eksternal, maupun internal kantor. Pulang kerja langsung mikir strategi berangkat dan pulang kerja naik kendaraan apa. Kalau bus TransJakarta sudah pasti, tapi jam operasional hanya sampai jam 6 sore tapi Ojol dilarang beroperasi membawa penumpang. Gimana perasaannya? Biasa aja.
RABU, 070420
Gembar-gembor PSBB mulai rame. Masih biasa aja.
KAMIS, 080420
Beberapa teman di kantor mulai panik, karena bagi karyawan yang berdomisili diluar Jakarta Barat mau tidak mau harus masuk pagi jam 8 tepat dan pulang 30 menit lebih awal (16:30 WIB). Masih biasa aja? OH MASIH!
Hari ini pulang kerja masih menumpang bus TJ, transit ke Harmoni Central Busway dan tujuan akhirku adalah halte cempaka timur. Berseberangan dengan ITC Cempaka Mas yang sangat ramai sebelum ada serangan Covid-19. Hhuf... dan untuk sampai waktu yang ditentukan, tempat orang biasa belanja ini tutup. Jalan raya pun sepi.
Waktunya pulang :)
Langit Jakarta keren juga jika di lihat dari lantai 11.
JUMAT, 100420
Pelaksanaan PSBB pun dimulai...
AND HERE WE GO!!
Berangkat dari rumah menuju halte bus jam setengah 6 pagi. Cukup memakan waktu 25 menit. Hanya saja menunggu bus yang lumayan lama. Untungnya tidak ada kata 'antrian panjang' yang memulai drama pagi ini.
Hari pertama kerja di waktu PSBB terlambat? YA! Tapi alhamdulillah pekerjaan selesai dengan baik.
SABTU, 110420
Pelaksanaan PSBB di hari kedua juga lumayan membuat semangat bekerja. Karena secara tidak langsung terpikir untuk kembali memotret. Banyak spanduk disana-sini sebagai tanda 'solidaritas' untuk melawan virus yang amat menggemparkan umat di tahun 2020. Pagi ini, berangkat jalan kaki sampai jembatan dempet. Satu tempat yang lokasinya lumayan jauh dari rumah kakaknya ibu. Disana ada bajaj, terhitung sudah 1 tahun tidak naik bajaj rasanya seru kalau naik lagi.
Ditengah pandemi, banyak kejadian yang tak terduga. Mulai dari fenomena alam suara gemuruh pada dini hari, kabar gunung anak Krakatau kembali erupsi, dan
driver ojol yang masih berkeliaran menawaran jasa antar jemput tanpa harus memesan lewat aplikasi. Tidak bisa menyalahkan siapa-siapa dan pada akhirnya harus bisa menenangkan diri sendiri. Tetap berpegang teguh bahwa Tuhan Yang Maha Esa tidak akan menurunkan satu penyakit tanpa ada obatnya, tanpa ada penyembuhnya, tanpa ada hikmahnya.
Ingat akan penggalan lirik lagu dari Machine Gun Kelly berjudul Rehab. Meskipun itu lagu galau untuk yang sedang patah hati, tapi cukup
ngena di hati.
.... If I'm a monster then it's 'cause you made 'im Beauty and the Beast
Now that's an ultimatum...
Mungkin semesta murka akan sikap manusia yang sombong, membuat bumi mengeluarkan sosok
the Beast untuk "memusnahkan" manusia dengan rasa sakit. Semesta sedang menjalankan tugasnya setelah manusia menyambung satu-persatu mata rantai. Dampaknya bisa mengikat satu sama lain.
Mungkin selama ini kita kurang menatap langit yang maha tinggi. Kurang menengok ke kanan dan ke kiri. Kurang melihat dengan jeli dan kurang mendengar isi hati para insani. Cukup berterimakasih dengan hadirnya Covid 19. Membuat setiap yang bernapas harus bisa lebih peka bahwa bumi sedang tidak baik-baik saja. Membuat manusia lebih peka bahwa ada yang lebih penting dibandingkan selama ini menghitung laba. Melihat 10 hari lagi menuju bulan suci ramadhan, membuat siapa saja yang beriman akan lebih mengingat.....
Tuhan
Komentar
Posting Komentar