Unggulan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
OPINI: KETIKA ENOLA HOLMES MENYEBUT KATA ‘TELEGRAM’
Setelah kenyang menyantap makan siang, entah mengapa ingin kembali menonton film jebolan Netflix di tahun 2020 berjudul Enola Holmes. Bercerita tentang adik bungsu detektif dunia ternama, Sherlock Holmes dan Mycroft Holmes. Singkat cerita, Enola yang baru saja menginjak usia 16 tahun akan menjemput kepulangan kedua kakaknya di stasiun dan ingin menanyakan perihal dimana ibunya yang sempat pergi. Mengira kakaknya akan gembira karena sudah lama tidak berjumpa dengannya, ternyata biasa saja bahkan hampir tidak mengenali adik kandungnya sendiri. Enola mengatakan pada Sherlock “Kau memintaku datang? kau mengirim Telegram, memintaku menemuimu disini.”
Tunggu sebentar, telegram? Hmm, cukup menarik sebagai bahan pembicaraan di blog kali ini. Jagat media sedang panas, dikejutkan dengan banyaknya masyarakat yang mengeluh akan kebijakan layanan pesan singkat WhatsApp beberapa minggu yang lalu dan ramai-ramai pindah ke aplikasi yang sebenarnya sudah cukup jadul.
Tapi kenapa mau banget bahas, dan kenapa mau tau banget soal telegram?
![]() |
sumber: Pinterest |
LAHIR PADA ERA
PERTENGAHAN ABAD AWAL
Dikisahkan Enola Holmes remaja yang hidup pada era
Victoria Klasik, dimana teknologi dan penemuan-penemuan baru di Inggris semakin
maju. Menelusuri sejarah panjang dan mencari tahu pengertiannya, Telegram
sendiri artinya sebuah berita atau pesan yang dikirim menggunakan alat bernama
Telegraf. Telegraf pertama kali diciptakan oleh Samuel Thomas Von Sömmering pada tahun 1809. Seiring berganti tahun dan
banyak perkembangan akan alat pengirim sekaligus penerima pesan ini, di tahun 1837,
warga berkebangsaan Amerika bernama Samuel F. B Morse menemukan bahwa telegraf
bisa dijadikan alat untuk mengirim pesan yang disebut telegram. Keunggulan
Telegram yakni pesan yang dikirim dan diterima cepat sampai, serta biayanya
yang murah.
Bagi kalian yang pernah ikut ekskul Pramuka, tentu tidak
asing bukan dengan nama tokoh diatas?
![]() |
Sumber: blog penemu blogspot |
![]() |
Samuel Thomas Von Sömmering Sumber: Wikipedia |
![]() |
Samuel F. B Morse Sumber: Time |
KEMBALI POPULAR DI
ERA MILENIUM
Lain halnya dengan masyarakat di era Milenium ini. Kita berlomba-lomba untuk menggunakannya hanya karena beberapa perspektif yang masih simpang siur. Ada yang ingin menggunakan telegram karena tidak terlalu paham apa yang menjadi masalah sehingga mereka memutuskan untuk pindah ke telegrm, bahkan yang membuat mengerutkan kening adalah “katanya WhatsApp mau dihapus?”
Sedikit mengulas sejarah perkembangan telegram masa kini,
telegram telah dirilis kembali pada tanggal 13 Agustus 2013. Penciptanya adalah dua bersaudara Nikolai dan Pavel Durov, dilansir dari media Kumparan, telegram memiliki sistem keamanan dengan standar
Internasional sehingga penggunanya tidak perlu khawatir data bocor. Semasa kuliah
dulu, tepatnya di tahun 2015, teman sempat mengatakan kalau Telegram itu asik
dan fungsinya pun sama seperti whatsapp. Namun perjalanan telegram untuk bisa
sampai dinikmati seperti sekarang tidaklah mulus. Pada tanggal 14 Juli 2017,
pemerintah indonesia melalui menteri kominfo secara resmi memblokir apliasi
Telegram. Hal ini dikarenakan telegram terdeteksi sebagai alat komunikasi untuk
propaganda, terorisme, dan radikalisme. Ngeri banget, kan?
Jika orang terdahulu menggunakan telegram dikarenakan biayanya yang murah, lain halnya dengan masyarakat kita yang menggunakan telegram karena gratis. Hal yang bisa dikatakan sangat krusial untuk layanan komunikasi massa. Sama halnya dengan whatsapp bukan? Namun namanya ciptaan manusia, pasti ada kelebihan dan kekurangan. Kalau whatsapp dengan segala pembaharuannya bisa memuaskan pengguna, lain halnya dengan telegram yang tidak selalu memuaskan penggunanya dikarenakan tidak bisa melakukan video call dengan banyak orang, tidak bisa update status seperti di whatsapp, namun digaungkan kepada khalayak ramai sebagai aplikasi pesan singkat yang sangat aman.
Hal ini dikarenakan hebohnya berita mengenai whatsapp yang memberikan kebijakan baru mengenai privasi penggunanya ke pihak kedua yakni facebook. Artinya, segala hal yang kita lakukan di whatsapp jika kita mengizinkan kebijakan yang muncul pada layar ponsel, maka pihak facebook akan mengetahuinya. Apakah teman-teman nyaman? Belum tentu ya!
![]() |
Nikolai dan Pavel Durov Sumber: t9gram |
TELEGRAM DI MATA
PARA AHLI
Dalam
sebuah jurnal penelitian di tahun 2018 yang ditulis oleh Sari Puti Nova, mahasiswi
jurusan Ilmu Komunikasi, fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Riau,
beliau mengemukakan penelitiannya terkait Efektivitas Komunikasi Aplikasi Telegram
sebagai Media Informasi Pegawai PT. Pos Indonesia, Kota Pekanbaru. Berdasarkan jumlah
responden yang
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 56% dan 26% responden berjenis
kelamin perempuan, ditemukan bahwa
aplikasi Telegram merupakan
aplikasi yang sangat efektif digunakan dalam menyampaikan informasi khususnya
informasi pekerjaan.
Tidak hanya di perusahaan, Telegram juga bisa
mempermudah layanan dan informasi akademik, lho.
Pada
tahun 2019, Ariyan Zubaidi dari Departemen Teknik Informatika, Universitas
Mataram, menulis dalam jurnal penelitiannya mengenai Layanan dan Informasi
Akademik dengan basis Bot Telegram di Program Studi Teknik Informatika. Dikutip
dari hasil penelitian yang beliau lakukan, “Chatbot
berbasis Telegram telah dibangun dengan menyediakan berbagai layanan seperti
penyediaan informasi, layanan tugas akhir, layanan praktek kerja lapangan dan
tata tulis. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, command untuk
masing-masing layanan dapat dieksekusi dengan baik dan memberikan respon sesuai
yang diinginkan.”
Berkaca pada hasil 2 penelitian ini, sepertinya telegram layak dicoba selama pandemi untuk adik-adik kita yang masih duduk di bangku sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
NAMANYA JUGA BUATAN MANUSIA
Ya.. ya.. ya.., namanya
juga buatan manusia. Ada Yin dan Yang supaya seimbang. Kesimpulannya: Pertama, dalam
konteks pembahasan ini gue mengutip satu ucapan dari Enola bahwa “ibu percaya, privasi adalah etika yang
paling mulia dan hal yang paling sering dilanggar.” Berkaca dari ucapan
tersebut, alangkah baiknya kita untuk terus berhati-hati dan bijak bersosmed. Terlebih
di Indonesia sudah ada UU ITE.
Kedua, ketika Enola
Holmes menyebutkan kata ‘Telegram’ kita jadi paham apa maksud dan tujuan orang-orang
terdahulu menciptakan segala sesuatunya. Samuel Thomas Von Sömmering, Samuel F. B Morse, dan kawan-kawannya, mereka keren. Sudah lebih dari 2 abad perjalanan telegram untuk sampai ke ponsel kita. Tidak perlu repot pula
untuk menghafal hurup abjad dalam bentuk sandi Morse. Temuan mereka tak lain
dan tak bukan hanyalah untuk membantu manusia menghadapi peradaban. Berkat peradaban,
seluruh umat manusia bersatu, memecahkan masalah dan menemukan solusi untuk segala
hal yang rumit.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Postingan Populer
REVIEW BUKU PIKIRAN FAJAR "YAUDAH, TERIMA AJA"
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
MONOLOG: TENTANG KITA YANG PERNAH PATAH
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar