Unggulan
REVIEW BUKU “PEREMPUAN YANG MEMESAN TAKDIR”
16 Januari 2023
Sore itu, aku segera melangkahkan kaki menuju rak dimana sekumpulan paket
milik staff kantor diletakkan. Aku tersenyum simpul begitu melihat bungkus
paket ini yang bertuliskan ‘sebab buku
lebih mulia daripada batu’. Banyak diantara teman-teman yang penasaran akan
paket berisi buku-buku yang aku pesan sejak 3 hari pengumuman diskon buku di akun
instagram resmi Toko Buku Akik.
Bagian Pertama: Opini Tentang
Buku
Perempuan kelahiran Blora 28 tahun lalu itu berhasil membuatku terkesima
akan album prosa miliknya. Dikemas dengan sampul yang
menarik, ditambah sinopsis dari buah pikir Emha Ainun Nadjib yang membuatku
penasaran akan isi buku.
Merasa seperti berdialog dengan banyak perempuan
dari berbagai kalangan dan usia yang sedang berada di posisi, dan fase yang
kompleks dalam menjalani keseharian. Rasanya aku ingin membaca sambil ditemani
secangkir cokelat panas, dan roti panggang di beranda rumah saat gerimis sedang
turun. Tapi tidak juga, buku ini juga bisa dibaca satu jam sebelum tidur.
16 cerita dalam buku ini tegas, acak, liar, dan membuatku merenung di sudut kamar, dan membuatku merasa tenang ketika membacanya di dalam gerbong kereta. Banyak aspek dan sisi lain dari perempuan yang penulis utarakan dalam buku ini. Rasanya perlu diketahui oleh khalayak di tengah kondisi semrawut seperti sekarang. Pembaca diajak untuk duduk sejenak, memahami bagaimana sulitnya perempuan saat berperang dengan isi kepala dan realita, bagaimana perempuan yang memiliki strata sosial lebih tinggi mengambil satu langkah bijak untuk menggaungkan kesetaraan, dan saling support ke-sesama perempuan, bagaimana sulitnya perempuan yang harus menelan pil pahit saat menghadapi kehidupan dalam rumah tangga, cerita akan seorang gadis belia yang tetap melanjutkan hidup setelah ditinggal cinta pertamanya di keluarga, dan segelintir cerita lain yang sekali lagi berhasil membuatku tidak mampu menahan air di pelupuk mata.
![]() |
Gambar: Pribadi |
Bagian Kedua: Tentang Penulis
Karena dibuat takjub akan kumpulan prosa dalam buku ini, aku mencari-cari siapa sosok W. Sanavero di media sosial instagram. Menurut beberapa sumber, beliau sudah melahirkan beberapa karya sastra. Karyanya yang saat ini sedang ramai diperbincangkan adalah 'Perempuan yang Memesan Takdir', dan 'Perempuan yang Berjalan Sendirian'. Aku kagum akan sosoknya yang sudah melanglang buana di dunia menulis sampai melenggangkan kaki ke Istanbul, Turki untuk hadir sebagai CO Author dalam rangka Literation International Conference (LITCRI 2016) yang pelaksanaannya sudah menginjak tahun kelima.
Bagian Ketiga: Penutup,
dan Kutipan Favorit
Seperti yang sudah dijelaskan di bagian pertama, penulis berhasil membuatku
terkesima dan betah untuk berlama-lama membacanya. Ada beberapa kutipan favorit yang membuatku terus belajar memahami esensi humanis, dan kompleksitas kehidupan
perempuan yang mungkin di luar sana memiliki experience serupa.
a.
“.... Jika kau ingin hasil yang aku lakukan
persis seperti yang dilakukan ibumu, maka tukarlah punggungku dengan punggung
ibumu. Bahkan ketika kau menginginkan janin baru, tukarlah lubangku dengan
lubang ibumu,” (Tanpa Ruang)
b.
“Ya
Tuhan, semoga aku tidak kurang ajar dengan sesama perempuan.” (Runduk)
c.
“.... Dua tubuh dalam satu selimut, saling
bersandar di dalam mimpi, juga obrolan-obrolan hangat yang sederhana, nanti
ingin anak berapa? Bagaimana masa depan anak-anak? Menjadi siapapun asal
anak-anak kita tetap menulis seperti bundanya. Tidak. Mereka harus penuh gairah
idealis, mereka harus mengenal semua jenis musik, mereka tidak akan mendapatkan
satu ayunan pun kemanjaan dari ayah atau bundanya.” (Dialog Kepada Tuhan)
d. “Biarkan anak-anak muda membuka pintu cakrawala, karena ia sedang meneliti jalan ke masa depannya. Itulah tugasnya sejak lahir dari rahim ibundanya, sebagai pelaksanaan perjanjian dan kesetiaan untuk menempuh perjalanan kembali menuju Penciptanya.” (Biarkan Anak Kita Membuka Pintu Cakrawala)
Aku percaya, setiap penulis pasti menyisipkan doa dalam semua karya. Dan mereka
yang membaca, semoga menjadi pribadi yang bijaksana dalam bertindak, berucap,
dan mengambil keputusan dalam hidup.
![]() |
Gambar: Pribadi |
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Postingan Populer
REVIEW BUKU PIKIRAN FAJAR "YAUDAH, TERIMA AJA"
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
MONOLOG: TENTANG KITA YANG PERNAH PATAH
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar