Langsung ke konten utama

Unggulan

REVIEW BUKU "GILBERT CHOCKY: DAVE GROHL"

Gue memutuskan untuk membeli buku ini saat kegiatan Banten Bookfair 2023 berlangsung di gedung Perpustakaan Daerah Banten pada 18 Mei 2023 silam. Kegiatan yang mempertemukan gue kembali dengan sobat karib bernama Gebrina Sephira, atau biasa dipanggil Gegeb, merupakan suatu keberuntungan. Merasa beruntung karena sudah cukup lama tidak bersua sambil membahas buku-buku yang sedang trending, maupun membahas buku-buku lama namun masih layak untuk dibaca. Terlebih di acara tersebut, gue bisa langsung bertatap muka dengan salah satu penulis kondang yang bukunya menjadi best-seller di tahun 2019. Henry Manampiring, penulis buku bertema filsafat berjudul Filosofi Teras. Tapi kali ini gue belum mau bahas Filosofi Teras. Gue bakal bahas buku yang mana sosok didalamnya cukup menyita perhatian setelah beliau meng-cover lagu milik Lisa Loeb berjudul Stay pada tahun 2021 di kanal YouTube Foo Fighters. gambar: pribadi A.      TENTANG BUKU Buku ini ditulis oleh Gilbert Chocky, ri...

LAST BUT NOT THE LEAST (SKRIPSWEET Part 3)

Hallo, selamat datang kembali. Sesuai dengan judulnya, ini bukan terakhir kalinya gue menulis blog, namun akhirnya sampai juga kita di ujung pembahasan tentang Skripsweet a.k.a skripsi, heheheh. Pembahasan kali ini lebih membahas perasaan gue bisa kuliah selama tiga setengah tahun dan apa saja tantangan yang dihadapi, kemudian bagaimana cara bertahan ditengah-tengah masa sulit khususnya buat teman-teman penerima beasiswa Bidikmisi.

Bicara soal lulus kuliah dengan cepat, gue pribadi sebenarnya tidak mentargetkan untuk selesai kuliah dengan cepat. Gue membiarkan semuanya mengalir begitu saja. Namun gue mengambil hikmah dibalik lulus kuliah cepat. Selama duduk di bangku perkuliahan, gue dipertemukan dengan orang-orang yang motivasi belajarnya luar biasa besar. Jadi ketularan, hehe. Namun banyak juga yang bertanya apa saja yang dilakukan agar bisa kuliah 3 setengah tahun?

1.      GENGSI? NO WAY !
Kalau mau menuntut ilmu, kenapa harus gengsi? Jangan pernah gengsi untuk gabung atau mengajak teman-teman belajar bersama. Kalian bisa berdiskusi dengan baik, lho.

2.      YAKIN MAU BELAJAR TERUS?
Niat yang baik akan menghasilkan hasil yang baik pula. Kalau kalian niat untuk fokus kuliah 3,5 tahun sebenarnya itu bisa menjadi boomerang juga untuk kalian. Karena dengan waktu selama itu, apa kalian mau belajar terus tanpa ada kegiatan lain? Carilah kegiatan yang bermanfaat, atau menuangkan hobi seperti bergabung dalam sebuah komunitas, atau mengikuti organisasi di kampus. Namun tetap kembali ke pribadi masing-masing. Apa yang kalian putuskan, kalian harus bertanggung jawab.

3.      BERDOA
Yang satu ini pasti harus kalian lakukan. Karena kembali lagi bahwa setiap kegiatan kita pasti ada campur tangan Tuhan Yang Maha Esa.


Mungkin terbesit dalam pikiran pembaca kalau bisa kuliah S1 selama tiga setengah tahun itu keren, pokoknya keren. Masuk kuliah di tahun 2014 dan dinyatakan lulus saat Yudisium tanggal 5 Maret 2018. Jujur saja. Rasanya kuliah cepat itu ibarat mengikuti kompetisi yang bergengsi dan kalian menjadi juara. Akan tetapi ini bukan soal siapa yang paling cepat lulus dan siapa yang paling pintar. Kuliah itu menurut gue nggak butuh orang yang pintar secara akademik, semua orang bisa kuliah. Buat gue, kuliah itu butuh orang yang mau, niat, siap bertanggungjawab dan mengamalkan ilmunya dengan baik. Serta memberikan sumbangsihnya untuk negeri kita tercinta.

Jadi, kalau ada mahasiswa yang suka marah-marah sama kinerja pemerintah yang kurang baik, demo minta harga bakso diturunkan, dan lain-lain, anggap saja mereka lupa akan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Setidaknya kita memberikan solusi minimal di lingkungan kita sendiri daripada terus berkoar-koar di depan gedung tua, atau di internet. Menulis status panas di sosial media, atau menyebar hate speech di sosmed. Semudah itu kita bisa berantem dengan orang yang belum tentu kita kenal bahkan nggak kita kenal sama sekali dibalik layar monitor atau gadget kita. Buat gue hal tersebut ibarat kompor yang manas-manasin panci berisi air sebanyak 10 sendok makan terus ujung-ujungnya meledak, terjadilah kebakaran. Nggak banget, deh!

Eh tapi berlebihan nggak gue bilang begitu? Kalau memang iya, silahkan komentar di kolom komentar ya.

Perlu kalian ketahui bahwa tidak masalah kalau kalian tidak menyelesaikan kuliah dengan cepat. Kalau ada orang yang bilang “harus lulus tepat waktu”, buat gue pribadi bukan sebuah motivasi, melainkan sebuah pemaksaan agar harus lulus dengan cepat. Secara tidak langsung bisa mempengaruhi psikologis seseorang. Saat mengalami pressure “harus lulus tepat waktu”, terbesit untuk menghalalkan segala cara untuk bisa lulus. Terdengar mengerikan namun itulah yang akan terjadi, atau bahkan sudah terjadi. 

Cukup dengan menyadari bahwa waktu yang digunakan dan tindakan yang kalian lakukan saat kuliah juga kelak menentukan, apakah kalian bisa lulus tepat waktu atau lulus di waktu yang tepat. Gue banyak bersyukur karena masih ada orang baik dan hebat di dunia ini. Orang-orang yang berasal dari daerah yang sering gue lihat pulaunya di peta. Kita dipertemukan secara tidak sengaja pada sebuah forum kala itu. Tidak hanya masalah akademik, namun diluar akademik juga mereka punya minat yang tinggi. Mohon maaf karena tidak bisa disebutkan satu persatu, tapi gue akan sebut nama squad nya saja.

Pertama ada Eco Gold Generation squad dimana berisikan teman-teman dari fakultas yang sama dan dua jurusan yakni Manajemen dan Akuntansi. Kemudian ada Isbanban juga. Kalau Isbanban buat kalian yang tahu aktivitas gue di Pandeglang pasti tidak asing lagi dengan nama ini, kemudian ada INE (Info National Event) dimana gue dan beberapa pengurus dari organisasi ini sudah bertatap wajah, dan masih banyak lagi orang-orang hebat yang gue temui dan hingga sekarang masih menjalin komunikasi dengan baik.

Pertanyaan ketika seusai sidang adalah “apakah pernah merasa down, bahkan hopeless karena suatu hal yang kalian rasa itu penghambat lulus tiga setengah tahun?” ya gue akui pernah.

Sempat pasrah dan merasa hopeless di semester akhir karena waktu itu dosen pembimbing gue akan pindah tugas ke salah satu Universitas Negeri terkemuka di Yogyakarta. Beliau diberikan kesempatan untuk mengajar di salah satu Universitas Negeri yang gue idam-idamkan sewaktu SMA. Universitas tersebut meraih peringkat pertama sebagai universitas terbaik se-Indonesia. Ya kalau kalian update berita dari Menristek Dikti, pasti tahu nama kampusnya apa. Gue nangis di pundak mama, drama sedikit sama kakak, gue diomelin karena nggak selesai-selesai itu skripsi selama 4 bulan, dan ketika mau ganti objek ehhh dosen pembimbing mau pindah. Tapi berkat do’a dari orang tua dan dukungan dari teman-teman Eco Gold Generation akhirnya gue bisa menyelesaikan skripsi dalam jangka waktu hanya dua bulan. Pressure yang luar biasa, gue tidak bisa mengungkapkan dengan kata-kata. Hingga akhirnya H-3 sidang skripsi gue malah drop. Aduh!

Kemudian masa-masa sulit menjadi mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi itu subhanallah banget. Ada rasa senang dan rasa sedih, tapi selalu percaya bahwa Allah itu Maha Esa, Maha Mendengar, Maha Mengetahui Segala isi Hati. Saat memasuki masa sulit, memang harus tetap bersabar dan ikhlas, jangan lupa pula dengan niat dari awal kita ingin menuntut ilmu di tempat yang kita tunjuk. Karena memang itulah nilai yang diajarkan oleh Islam. Sabar dan ikhlas.

Ingat ketika uang Bidikmisi terlambat cair, sempat kelimpungan sendiri. Bingung harus cari uang kemana. Tapi gue ingat akan pesan dari papa bahwa “jangan jadi orang yang mati akal dan jangan takut nggak makan.” alhasil gue mencoba untuk menyalurkan hobi menjadi bisnis kecil-kecilan. Bisnisnya adalah sebagai penerima jasa menggambar untuk kado ulang tahun, kado wisuda, dan gift lain. Konsumen pertama gue namanya Asri, dia dari Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan. Gue bandrol harga awal itu sebesar Rp 35.000,00,-. Uang hasil penjualan ditabung sampai pertengahan bulan sambil berharap uang Bidikmisi cair. Namun yang didapat ketika uang juga belum kunjung cair.

Gue putar otak lagi bagaimana caranya supaya usaha gue ini tetap substain dan orang juga puas dengan hasil karya gue ini. Akhirnya gue pinjam modal ke kakak gue sebesar Rp 200.000,00,- dengan modal awal ini harapan kedepannya semoga usaha ini bisa menjadi tambahan uang saku supaya gue nggak bergantung sama uang Bidikmisi. Memang jatuh bangun awalnya, tapi karena ingat pesan papa alhamdulillah hingga sekarang ini usaha gue masih berjalan dan peminatnya juga lumayan banyak. Mereka juga puas dengan hasil karya gue. Tidak hanya satu cara, namun ada cara lain supaya bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah sambil berkuliah.

Menulis adalah panggilan jiwa buat gue. Lewat menulis, gue bisa berekspresi, menunjukkan jati diri, dan lebih membuka mata, telinga, dan pikiran. Dengan menulis gue bisa bertukar pikiran dengan orang yang beda budayanya, beda agamanya, daerahnya, dan lain-lain sehingga tulisan gue bisa menarik dibaca. Menghasilkan tulisan yang berkualitas dan bernilai buat gue sangat sulit. Gue berkaca dari beberapa tulisan orang yang sudah sukses menjadi tulisan best seller baik di dalam maupun luar negeri. Seperti Haruki Murakami asal Jepang. Gue suka banget sama karyanya yang berjudul ‘IQ48’, kemudian ada Andrea Hirata pada sekuelnya mulai dari Laskar Pelangi sampai Maryamah Karpov, selain itu juga ada ‘Habiburrahman El-Shirazy’ atau biasa kita kenal ‘kang Abik’ lewat tulisannya yakni ‘Cinta Suci Zahrana’, ‘Dalam Mihrab Cinta’, dan ‘Ayat-ayat Cinta’, dan yang terakhir adalah Dewi ‘Dee’ Lestari, lewat ‘Perahu Kertas’ nya dia berhasil membuat gue bisa mengarungi samudera biru untuk melihat indahnya laut kala senja sambil mengukir kata-kata, serta membawa gue bersama agen Neptunus untuk terbang keluar angkasa tanpa rasa takut untuk jatuh. Karena gue percaya bahwa ketika jatuh maka gue akan jatuh diantara bintang-bintang.

Oke, sudahi kata-kata gila ini. Lewat karya mereka, pikiran ini menjadi lebih terbuka. Ada inspirasi baru untuk menulis, gue bisa tahu cara menulis yang baik dan benar itu seperti apa, dan ikut lomba menulis sampai ke tingkat nasional. Baik itu tulisan seperti cerpen, puisi, bahkan essay. Meskipun belum pernah juara tapi berkat menulis, gue bisa dapat bonus yakni menghasilkan rupiah lewat tulisan serta bisa berkenalan dengan banyak penulis dari berbagai daerah di seluruh Indonesia.

Dibalik perjuangan yang telah dialami sampai detik ini tidak hanya ada keluarga, sahabat, dan kerabat lain yang mendo’akan dan memberikan support, ada tenaga pendidik lain yang turut memberikan ilmu, nasihat, dan bersedia menjadi teman dekat. Para dosen, dan orang-orang luar biasa inilah yang terus memberikan inspirasi agar kuliah menjadi lebih bermakna.

1.     RA NURLINDA , SE, MM.


Beliau biasa di sapa ibu Linda. Pertama kali diajar oleh beliau saat matakuliah Pengantar Manajemen di semester satu. Orangnya selain humble juga asyik diajak ngobrol. Beliau juga menjadi penguji saat gue seminar proposal. Buat kalian yang pernah diajar oleh beliau, bersyukurlah kalau dapat revisi banyak. Karena berkat direvisi ibu Linda, skripsi kalian bisa dapat nilai A.

2.      Dr. HASYIM ACHMAD, SE, M.Ed


Berjumpa di matakuliah Metodelogi Penelitian dan Pemasaran Relasional. Sikapnya yang ke-bapak-an membuat mahasiswa merasa sedikit tegang namun nyaman dengan suasana belajar. Gue senang ketika beliau mengajar Metodelogi Penelitian, karena cara mengajar yang asyik, mudah dipahami, dan terkadang juga sambil diselingi candaan supaya tidak terlalu tegang.

3.      ERLINA PUSPITALOKA MAHADEWI , SE,. MM, MBL.



Biasa di sapa Miss Lili, berjumpa dengan dosen yang luar biasa ini ketika mengajar di matakuliah Pemasaran Relasional saat menggantikan pak Hasyim jika beliau berhalangan mengajar. Miss Lili menurut gue dan teman-teman itu merupakan tipikal dosen yang “Dosen Gue Banget.” Karena apa? Gaya mengajar yang gokil, asyik, anak muda banget, bisa membuat mahasiswa semangat belajar dan nggak mau cepat-cepat keluar kelas. Miss Lili ini baik banget, lho. Baiknya adalah saat mengajar dan memberikan pertanyaan kepada mahasiswa, kalau mahasiswa bisa menjawab dan jawabannya benar, kita di kasih uang. (Lumayan buat tambahan fotokopi tugas atau print paper). Ada pesan dari beliau untuk kami agar terus dan semangat belajar, serta harus bisa belajar dari negara orang. Caranya? Backpacker !
#BACKPACKERWHYNOT
#LIFEISMYJOURNEY

4.     Dr. SAPTO JUMONO, ME.



Kalau lihat bapak dosen yang satu ini orangnya tegas, dan sabar. Jadi ingat papa gue di rumah kalau masuk kelasnya beliau. Karena ketika kuliah, kita seperti bukan kuliah. Gaya mengajar yang seperti orang mengobrol dengan santai adalah cara beliau agar mahasiswanya mengerti dengan materi perkuliahan. Ada pepatah dari beliau yang sampai sekarang ini masih nempel di otak gue, yakni “Kuliah itu bukan mempelajari isi buku, tetapi mengubah cara pandang seseorang agar tidak memandang suatu objek hanya dari satu sisi.”

Setelah menjadi alumni dari almamater tercinta, ada banyak hal yang tidak bisa gue ungkapkan dengan kata-kata. Gue bakal kangen, bakal merindukan orang-orang yang sudah membesarkan dan memberikan ilmunya dengan ikhlas. Tugas setelah kuliah lebih berat jika hanya dibandingkan dengan makalah, paper, PKM, atau presentasi. Masih banyak yang bisa kita ulik, kita bantu, dan kita pahami.

Teruntuk teman-teman penerima Bidikmisi dan beasiswa lainnya, manfaatkan sebaik mungkin. Jangan banyak mengeluh, tetap semangat dan terus berdo’a. Gunakan ‘The Power of Believe’ bahwa Allah akan terus membantu hamba-Nya yang dilanda kesusahan.

#Pinut1996
#HelenaVector
#AkhirnyaLulusJuga
#Berpetualang

Komentar

Postingan Populer