Assalammu’alaikum wr.wb
Hallo semua, selamat datang kembali di
blog Helena Vector. Kali ini gue mau membahas sesuatu yang sebenarnya buat gue
tidak terlalu penting tapi semoga menjadi sesuatu yang penting dan bermanfaat
untuk kalian semua yang membaca, Amin.
Sambil ditemani sepiring mie Samyang,
air minum, dan satu tembang dari Radiohead berjudul Fake Plastic Tree, gue
luapkan amarah di tulisan ini meskipun ketika kalian baca bisa tertawa atau
beranggapan gue ini caper a.k.a cari perhatian, it’s ok. Semua orang berhak beropini dan gue sebagai yang menulis
hanya bisa mengambil sisi positifnya. Agree?
Sumber: Pribadi
Ceritanya dimulai pada hari Kamis, 26
Juli 2018. Saat itu ponsel mama berdering. Gue kira mama mau angkat tapi
ternyata mama lagi repot di dapur, alhasil gue yang terima telepon tersebut. Gue
lihat nomor dilayar ponsel, ternyata nomor baru. Sewaktu diangkat, tanpa
mengucapkan salam ini orang yang diseberang telepon langsung tanya “Mama ada?” entah karena gue berpikir
telepon ini dirasa penting, langsung saja gue kasih ponselnya ke mama. Ketika
mengobrol dengan waktu yang sangat singkat, alhasil gue tahu siapa yang
menelepon dengan nomor tersebut. Ternyata itu adalah paman gue yang tinggal di
Bogor.
Singkat cerita, paman gue ini kena
tilang di salah satu polsek di daerah Serang, Banten. Gue jadi agak panik
karena lihat mimik wajah mama yang juga panik saat mengobrol dengan lawan
bicaranya. Mau tenang itu rasanya susah banget. Lawan bicara mama saat itu
bukan paman gue tetapi seorang polisi yang sedang bertugas. Entah gue yang
belum tahu atau memang terbawa suasana, ternyata itu modus penipuan. Tapi
enggak tahu kenapa suara yang mengaku paman gue itu mirip banget. Apa gue kena
hipnotis sehingga gue sama mama kena sugesti lawan bicara gue itu seorang
polisi dan paman gue atau gimana, gue enggak ngerti. Kalian yang mau kasih penjelasan tentang case ini, bisa memberikan komentar terbaik kalian di kolom
komentar blog ini.
Gini loh, gue enggak tahu kenapa
penjahat itu bisa dikatakan sosok yang cerdas namun licik, meskipun pada
dasarnya mereka terlahir dengan baik, di didik dengan baik oleh kedua orang
tuanya atau karena memang ada faktor lain yang bisa membuat mereka bisa sampai
melakukan hal demikian. Itu pasti. Gue bisa berasumsi mereka yang melakukan hal
ini karena kesulitan ekonomi, ingin di cap sebagai ‘jagoan’, atau faktor lain.
Orang yang menyamar sebagai polisi ini bisa-bisanya menyudutkan gue yang jujur
saja baru kali ini tertimpa kasus seperti ini, dan yang membuat emosi gue
memuncak, mau bicara kasar tapi tertahan di kerongkongan dan akhirnya larut bersama
ludah yang gue telan adalah ketika polisi gadungan ini mengatakan kalau gue
anak yang enggak sopan karena memotong perbincangan mama dengannya. Padahal
pada realitanya mama sendiri yang kasih ponselnya ke gue jadi biar gue yang
melanjutkan pembicaraan bersama si gadungan ini (sumpah itu polisi gadungan
SOTOY). Enggak cuma itu, dia juga bilang “percuma
sekolah tapi enggak tahu apa itu Prosedur” dan sebagainya. Asli, kalau
ketemu orangnya mau gue siram pakai air rebusan cabai rawit !
Tapi selihai apapun penipu untuk
mengelabui dan terus memojokkan korban, pada akhirnya bisa kalah juga. Ketika paman gadungan ini bilang kalau ada
seorang ibu yang suaminya tentara kena tilang dan tertahan juga, namun mereka
bebas karena memberi pulsa senilai dengan jumlah denda yang harus di bayar dengan syarat harus bisa menjaga citra baik Polisi, si
pembohong ini bilang ingin melakukan hal yang sama. Akhirnya setelah gue
berbicara panjang lebar dengan si polisi Gadungan ulung ini, dia memberikan dua
nomor hp yang empat digit nomor belakangnya berbeda. Alasan memberikan nomor hp
tersebut adalah karena 15 menit kedepan, dia mau bergantu tugas dengan temannya.
Di khawatirkan temannya ini tidak tahu
kasusnya apa jadi gue bisa menghubungi kedua nomor tersebut, Lucu, tapi tetap saja pada akhirnya gue yang menang. Telepon gue loudspeaker, gue biarkan, gue lanjut
nonton tv. Setelah telepon terputus, ponsel milik mama sengaja gue non-aktifkan
selama 24 jam.
Hikmah yang bisa gue ambil dari kasus
ini adalah gue bisa tahu bagaimana cara pelaku melakukan modus penipuan, selain
itu juga kayaknya gue harus bisa belajar Bahasa Indonesia yang baik dan benar
(Lagi). Karena kemampuan bahasa itu bisa berpengaruh sangat besar. Contohnya ya
seperti yang gue dan mama alami saat ini.
Ada tips untuk kalian
supaya terhindar dari modus kejahatan seperti ini.
1. Jika ada seseorang yang mengaku sebagai pihak
kepolisian dan meminta informasi yang janggal sebaiknya langsung tutup telepon.
Contoh, “Paman kamu biasa memanggil kamu apa? Apakah adek, kakak, atau haya nama biasa ya?” Hal ini memicu pelaku
mengetahui identitas kita dan disalahgunakan.
2. Sebisa mungkin kenali anggota keluarga kalian.
Mulai dari nama lengkap, tanggal lahir, alamat, pendidikan atau pekerjaannya.
3. Tanamkan prinsip dalam diri kalian jika ada
nomor telepon tidak dikenal yang menghubungi, ada baiknya tidak diangkat.
4. Jika kalian terlanjur mengangkat telepon dari nomor
tidak dikenal dan sadar itu adalah modus penipuan, usahakan bersikap tenang
atau bisa langsung menutup telepon tersebut atau bisa langsung melapor kepada
pihak yang berwajib.
Harapan kedepannya semoga apa yang di
katakan bapak polisi gadungan itu yang bilang “mendingan kamu sekolah lagi”
semoga terwujud yah, pak. Saya melanjutkan studi S2 saya, Amin. Terakhir
sebagai penutup, semoga buat kalian para pelaku modus kejahatan apapun itu yang
merugikan orang lain, semoga Allah memaafkan kalian dan kalian dapat ganjaran
yang semestinya, Amin.
Wassalammu’alaikum wr.wb
Komentar
Posting Komentar